Next Post

Memasak untuk Ibu oleh Eko Novianto

Setelah transit 6 jam di Cirebon, aku dan Inas melanjutkan perjalanan ke Jogja. Karena harus transit dulu itu, ibuku nyampe duluan di rumah mBantul. Tamu mulia itu nyampe lebih dulu dari tuan rumah. Dengan kehadiran beliau di rumahku itu, maka rangkaian agenda berlebaran dengan ibu, mertua, dan eyang sudah – resmi – dimulai.

Awalnya, tahun ini, kami sekeluarga ingin berlebaran di Jakarta. Semua kami akan menuju Jakarta dan liburan di Jakarta. Awalnya begitu, sampai ibu berkenan ke Jogja. Semua rencana berubah! Ibarat kata, kala kereta Eksekutif lewat, gerbong-gerbong Ekonomi harus minggir! Maka, kami semua bersiap pulang ke Jogja. Tak ada lagi agenda berlebaran di Jakarta. Semua kami bersiap menyambut dan berlebaran dengan ibuku.

Tapi apa yang paling membahagiakan dari semua agenda berlebaran bersama ibu itu? Jawabnya: memasak untuk ibu!

‘Masak ya, le?’, pinta ibu padaku. Asal bukan olahan daging kambing dan ikan laut, pesan ibu selanjutnya. Aku sangat mengerti pesan itu, ibu memang kurang cocok dengan olahan makanan dari dua bahan utama itu.

Dan pilihan menu pertamaku adalah: Sop Jamur Enoki.

Sup Jamur Enoki itu cuma benda. Bahan, bumbu, resep, dan petunjuk memasaknya mudah didapat di dunia maya. Memasak dan memasak untuk itu juga cuma peristiwa. Tak layak dibahas banyak-banyak. Tetapi laki-laki memasak, menyediakan makanan, dan melayani perempuan-perempuannya adalah gagasan yang perlu diulang-ulang.

Laki-laki tak perlu membincang orang. Memalukan! Laki-laki tak pula usah banyak-banyak membahas peristiwa. Laki-laki itu gagasan. Laki-laki menuliskan gagasan!

Tapi bagaimana pun, memasakkan ibu adalah hal istimewa. Memang kali ini bukan kali pertamaku. Aku sudah pernah beberapa kali melayani ibu soal masakan. Yang sudah beberapa kali itu selalu disesaki rasa bahagia. Pun yang kali ini.

#laki-lakimemasak

Bantul, 8 April 2024.

fiskusma

Related posts